Minggu, 18 Juli 2010

Shopping Yang Membingungkan


Ini pertama kali gw beli baju buat bayi. Hwaaaaa… ternyata membingungkan dan menyenangkan. Banyak pilihan, lucu-lucu dan harganya bervariasi. Satu kesimpulan, baju buat bayi itu lebih mahal daripada orang besar. Mungkin karena bayi perlu perawatan khusus dan masih sensitive, jadi dibuat dari bahan khusus. Sudah-sudah, gw gak mau mikirin penyebabnya. Karena gw pusing sekarang, keponakan gw segede apa badannya.

Kata uminya, cari aja buat umur 1 tahun. Gw membayangkan anak umur 1 tahun.

Sambil milih-milih, sambil ngebayangin.

Ternyata memang gak bisa dibayangin. Akhirnya gw bertanya ke salah satu SPG.

“Mbak, anak umur 1 tahun itu sebesar apa ya?”

(Ok, untuk masalah panggilan, gw masih menggunakan sapaan “mbak” or “mas” , walaupun gw sudah 4 tahun di Padang)

“Ohh, itu bayi dek, bayi counternya disana, disini baju untuk balita.. (sambil menunjukkan arah baju-baju bayi)

O..O.. dari tadi gw salah tempat..

Beralih tempat di daerah per’bayi’an. Bajunya kecil-kecil semua. Tapi gw masih dilema soal ukuran. Gw belum pernah ketemu aisyah. Cuma lihat fotonya umur 4 bulan, itupun lagi posisi tengkurap. Tidak bisa jadi patokan.

Terlihat anak kecil sekitar umur lari-lari di depan mata gw. Ibunya sedang milih-milih dan bapaknya dengar celotehan si ibu sambil milih-milih.

Malu bertanya, sesat ukuran badan.. pikir gw..

akhirnya gw bertanya ke sang ibu itu, “Maaf bu, mau nanya, anak ibu itu umurnya berapa ya?”

Kali aja umurnya sama kayak aisyah, jadi bisa gw culik sebentar buat ngepasin ukuran, he45..

“Hemm, umuanyo sih 2 tahun tapi mang badannyo ketek” (umurnya sih 2 tahun tapi badannya memang kecil), ujar si ibu rada sewot..

sepertinya ibu itu sadar anaknya mau diculik, tapi kan Cuma sebentar, ga pake disiksa.

Sebenarnya gw masih mau bertanya lagi soal ukuran baju anak 1 tahun.. Tapi si ibu itu lagi sibuk berceloteh soal bahan baju dan model ke suaminya terus. Setelah mengucapkan terima-kasih dan permisi, gw melanjutkan kebingungan gw ini lagi.

Akhirnya gw menemukan ide yang cemerlang, pilih aja dulu modelnya terus pilih yang paling kecil.

Tapi nanti kekecilan. Suara-suara lain berkata di otak gw.

Ya udah nomor 2 terkecil deh, ujar suara otak gw yang lain.

Kenapa gak Tanya SPG nya lagi?

Celingak-celinguk.. SPG nya mana? Tersadar gw, gw tinggal sendiri di wilayah per’bayi’an ini..

Halo…

yang lain mana?

Untung aja gw jujur. Gak niat nyolong. Pokoknya aisyah harus pake yang halal, he45..

Beberapa waktu kemudian gw sibuk milih model..

Tersadar gw, dari sebanyak ini model baju bayi, Cuma ada 2 model yang lengannya panjang, kalaupun ada itupun jaket. Yang lainnya lengan pendek semua. Mungkin mata gw salah atau gw kurang cermat. Ya sudah, mau gak mau gw milih model yang paling cantik.

Baju putih yang cantik, lengan panjang dengan ujung berkerut, ada pita putih dan gambar kelinci.

AlhamduliLLAH, selesai. Tinggal bayar. Tapi SPG nya belum muncul juga. Padahal kan harus pake nota.

Tiba-tiba muncul oni.

"Nisa sudah Shalat?"

Astaghfirullah, gw harus shalat karena hari sudah maghrib. Ba'da shalat, Mbak SPG nya sudah ada. Lagi sibuk merapihkan baju-baju bayi yang diacak-acak seseorang (= gw). Gw gak bermaksud bikin mbaknya repot koq. Memang nanti akan gw rapihin. Tapi ternyata sudah rapih, he45..

Sambil minta nota, gw sempat protes ke mbak nya.

"koq yang lengan panjangnya dikit mbak?"

Si mbak bercerita bahwa produknya rata-rata dari Cina. Jadi yang dijual rata-rata baju gak ada lengan.

Ck.ck.ck kasihan..

Gak mau berlama-lama. Finally gw bayar bajunya dan sudah menjadi hak milik gw, eh salah, punya Aisyah^^

Sabtu, 17 Juli 2010

Tentang Toilet


Gak nyangka rasanya salah satu pusat perbelanjaan besar di kota Padang, untuk menggunakan fasilitas toiletnya saja harus membayar. Ini pertama kali gw rasakan. Selama ini gw belanja di Depok rasanya fine-fine aja pakai toiletnya.

Sore itu gw dan teman sekamar (oni) berencana untuk pergi ke salah satu pusat perbelanjaan di Padang. Gw pengen beli baju yang cantik untuk keponakan (Aisyah) yang kabarnya akan ke Padang seminggu lagi.

Gw pergi di waktu yang kurang tepat. Pas maghrib, Oni mengingatkan untuk shalat. Bersama-sama kami ke toilet, dipikir-pikir oni kan sudah shalat (tadinya kami berpisah, gw di bagian peralatan bayi, oni di lantai 2 tempat baju-baju remaja). Akhirnya kami berpisah lagi. Gw Shalat, oni makan.

Bertanya-tanya dan mencari. AlhamduliLLAH ketemu juga. Untungnya di setiap lantainya adalah mushalla. Gw sempat tidak perhatian saat akan mengambil air wuduk karena terburu-buru. Terdapat tulisan setiap penggunaan toilet harus membayar Rp 1000 di jalan masuk toilet dan mushallanya. Dan ada juga petugasnya disitu.

Setelah shalat, akhirnya gw baca tulisan itu. Untungnya masih ada uang logam lima ratus sebanyak tiga buah dalam saku baju gw. Karena uang gw belum dipecah setelah dari ATM. Padahal sebenarnya gw ga pake toilet. Gw Cuma ambil wuduk. Dan lagi, saat akan wuduk tadi, tiba-tiba masuk petugas cowok yang mau bersih-bersih. Ya ampun…. Emangnya ga ada petugas cewek ya. Padahal kan ini toilet buat Ladies. Ada tulisannya di depan.


Selama ini, gw pergi belanja disini memang gak pernah ke toilet. Dan ini untuk pertama kalinya. Heran bagi gw, pusat perbelanjaan tapi untuk menggunakan toiletnya masih bayar. Bahkan cleaning servicenya saja tidak pakai seragam. Membuat orang bisa curiga, ini legal apa enggak. Walaupun Cuma seribu rupiah, tapi ini masalah pelayanan. Apa mungkin manajemennya gak mikirin kesitu? Selama ini, gw dan kakak gw menilai pusat perbelanjaan dari kenyamanan toilet dan mushallanya. Untungnya mushalla dan toiletnya nyaman digunakan.

Sudah-sudah, ada yang penting lagi yang harus difikirin.. Baju untuk aisyah n_n

Rabu, 14 Juli 2010

Tentang nasihat

Suatu siang gw berbincang ringan dengan teman gw mengenai jilbab. Sebenarnya bukan di ‘jilbab’ nya sebagai inti pembicaraan kami, akan tetapi gw mengambil intisari tentang bagaimana dakwah fardiyah. Saat itu, forum terdiri dari 3 orang. Salah seorang dari kami memang belum mengenakan kain yang menutup aurat ini. Teman gw ini menceritakan bagaimana perlakuan yang kurang menyenangkan yang dialaminya dari uda senior kami di tahun pertama kami kuliah.

Fakultas tempat gw kuliah masih kental suasana pembinaannya, walaupun yang gw rasakan akhir-akhir ini mulai mengalami kemunduran. Ada sisi baiknya, tapi ada juga sisi buruknya. Pada masa pembinaan itu, kami diwajibkan menggunakan jilbab selama di kampus. Walaupun sebenarnya itu memang kewajiban yang diperintahkan ALLAH kepada kaum hawa untuk mengenakannya.

Pada suatu ketika, teman gw yang tidak mengenakan jilbab ini dipanggil oleh salah satu senior dan ditanyakan alasan dia tidak menggunakan pakaian mulia ini dalam kehidupan sehari-hari. Kenapa hanya pada saat pembinaan saja dia menggunakan jilbab. Akan tetapi, cara yang ditunjukkan oleh senior itu kurang baik dan seakan menggurui dan menjustifikasi, bukan layaknya kakak membimbing adik. Begitu kesan yang didapatkan teman gw ini.

Mendengar pengalamannya, gw menyayangkan hal ini terjadi. Karena, teman gw ini sebenarnya sudah paham dan mengerti akan kewajiban mengenakan jilbab tetapi dia merasa belum pantas.Ok, alasan yang sebenarnya tidak bisa gw terima karena menurut gw jilbab itu bagian dari proses. Apabila seseorang memutuskan mengenakannya setelah amalannya sempurna, Bagaimana dengan maut? Bagaimana apabila dia telah dipanggil tetapi belum memenuhi kewajiban itu?

Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “ Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab : 59)

Kembali ke sikap senior gw tadi, gw juga menyayangkannya. Hal ini bisa menyebabkan seseorang menjadi antipati. Seperti yang dialami teman gw tadi.

Gw menjadi teringat cerita teman KKN gw.. Pada suatu ketika, teman KKN gw ini makan di Café Kimia. Sebenarnya, dia mahasiswi Fakultas Ekonomi, dan letak Fakultasnya lumayan jauh. Dia berkata sengaja makan di Café kimia untuk mencoba makan di tempat yang berbeda.

Boleh dibilang penampilan mahasiswi Ekonomi dengan mahasiswi MIPA di kampus gw sangat berbeda. Kebanyakan dari mahasiswi MIPA telah menggunakan jilbab. Berkebalikan dari anak Ekonomi. Dan teman KKN gw ini memang belum memenuhi kewajiban untuk mengenakan jilbab. Pada saat makan, dia dan teman-temannya tiba-tiba didatangi oleh seorang uni yang menggunakan jilbab dalam. Begitu pandangan teman gw. Dan selanjutnya mereka diceramahin oleh uni itu. Gw kurang pandai membahasakannya kembali bagaimana kata-katanya tapi akhirnya teman gw ini merasakan kurang nyaman dan meninggalkan café itu. Sejak kejadian itu, dia tidak pernah mau lagi makan di café kimia (kasihan uncu T_T ).

Mendengar cerita teman gw, gw kembali menyayangkannya. Bukan seperti Dakwah Fardiyah. Kalo gw berada di posisi mereka, bisa jadi gw juga akan bersikap antipati. Misalnya, bila pada suatu saat, di tengah jalan, gw ketemu orang dan tiba-tiba saja orang itu kurang suka dengan jilbab yang gw pake, dibilang kunolah or apalah.. Pandangan gw tentang orang itu bisa jadi seperti ini :

“ Mangnya lo siapa? Gak kenal sudah ngatur-ngatur..”

“Apa urusan lo sama gw sampai peduli dengan penampilan gw?”


Kurang lebih itu juga dirasakan oleh teman2 gw tadi. Seseorang yang tidak kenal tiba-tiba muncul dengan cara yang kurang baik. Padahal gw yakin sebenarnya senior dan uni tadi bermaksud baik. Sangat baik malah. Tapi sayangnya, caranya kurang tepat, pada waktu yang tidak tepat dan dalam keadaan tidak tepat..Walupun begitu, gw bersyukur mereka masih mau mengingatkan teman2 gw tadi, he45..

Mudah-mudahan kejadian ini bisa dijadikan pelajaran. Wallahualam..

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran, dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran (QS. Al-‘Asr: 3)

Selasa, 13 Juli 2010

Anak-anak (=tikus) ku

Sudah lama rasanya ga posting. Gw aja sampai lupa kalo gw punya blog, he45. Walaupun sebenarnya, niat awal gw bikin blog bwt berbagi cerita dengan adek tersayang, Marina (jd kangen, T_T hiks45)

Akhir-akhir ini kehidupan gw sangat berbeda. Dengan kehadiran anak-anak (baca =tikus), gw punya aktivitas baru. Menjaga makan mereka ^^

Rasanya aneh, makan sendiri saja kadang-kadang ga beraturan, sekarang gw harus berupaya agar berat badan tikus-tikus ini menjadi naik.

Layaknya seorang ibu, bangun tidur masak nasi dan memikirkan menu yang pas bwt anak-anak (baca= tikus). Kata Pak Im (peternak tikus), tikus suka dengan telur. Jadi gw rebus aja telurnya, no salt tentunya, ntar darah tinggi lagi.. Biar tambah banyak makannya tentu harus kita tata agar terlihat cantik susunan telurnya di atas nasi dan pelet.. Bagusnya, baru diletakkan langsung dihancurin sama anak-anak (baca=tikus).. Fiuhh.. Sabar, yang penting habis sama mereka..

Tinggal memberi nama. Jujur gw kebingungan untuk memberi nama tikus-tikus gw. Karena jumlahnya 24 ekor. Mungkin hingga akhir penelitian, gw gak akan kasih nama ke mereka. Sudahlah, gw rasa gw semakin aneh di dunia yang tambah aneh ini..

Doa gw semoga penelitian gw lancar, dan anak-anak gw bisa bekerja-sama dengan baik hingga akhir hayatnya. Kenapa gw bilang begitu? Karena pada akhirnya mereka harus dikorbankan untuk diambil darahnya, hiks T_T

Sebelum waktunya, gw harus sayang-sayang dulu. Dan memang, I Love them ^^

Oh no.. gw rasa gw memang menjadi aneh