Senin, 13 Oktober 2014

Comfort Zone

Keluar dari zona nyaman. Untuk sekarang saya belum siap mengalaminya. Suatu ketika mama tiba-tiba menanyakan keadaan tangan saya. Beliau juga mengusulkan untuk segera berkonsultasi ke dokter untuk membuka 'besi penyambung' tulang tangan kanan saya yang patah 1,5 tahun yang lalu. Jujur saya belum siap. Ibaratnya saya baru nyaman dengan sesuatu dan tiba-tiba harus lepas dari sesuatu itu dan beradaptasi dengan sesuatu yang baru.

Membutuhkan waktu yang lama bagi saya untuk beradaptasi dengan tangan ini. Bahkan pernah dalam suatu keadaan saya ingin sekali mencopot tangan ini sebentar karena tidak nyaman. dan rasa terikat yang kuat karena plate ini. Dan ketika saya merasa sudah bisa mengendalikan rasa yang tidak nyaman ini, tidak terasa waktu sudah berjalan lebih dari satu tahun. Saya sudah memikirkan kedepannya setelah operasi pelepasan pen. Tentunya saya harus beradaptasi kembali dengan keadaan tangan tanpa pen ini kembali. Pikiran saya menerawang ke masa ketika saya menjalani terapi okupasi setelah operasi pemasangan pen dahulu. Sakitnya Subhanallah bukan main. Saat itu saya menjalani terapi selama 2 bulan, maklumlah terapis harus berfikir keras untuk kasus patah tangan yang saya alami karena tangan saya dipasang plate di pergelangan tangan, lengan tangan atas dan wire pada bahu.

Hal yang membuat saya ragu saat ini yaitu pertanyaan yang menari-nari dalam fikiran saya, "lo dah siap nahan sakit lagi?"
dan sekarang saya benar-benar harus mengevaluasi diri saya. Yah, terkadang ketakutan itu lebih menakutkan dibandingkan kenyataan. "Lo terlalu banyak pertimbangan sa, come on! step outside from your comfort zone, endure your pain. Maybe it isn't going to be easy but it's going to be worth it."