Rabu, 03 Maret 2010

kisah Labor : Suara

Banyak pengalaman menarik yang gw rasakan di kampus. Terlalu banyak lokasi yang bisa diceritakan. Salah satunya Laboratorium. Ini salah satu kisah menarik gw yang gw alamin bersama sahabat baik gw yang sedang mengerjakan Penelitian di Laboratorium.

Begini ceritanya..

Pagi itu, sekitar jam 11 (masih pagikah itu?), gw menemani sahabat gw mengerjakan penelitian dengan alat spektrofotometer di laboratorium Farmakologi. Sudah lama gw dengar kabar angin kalau labor itu ada “penghuninya”. Bagi gw sebenarnya itu wajar karena dunia ini isinya bukan cuma manusia.

Laboratorium Farmakologi letaknya di lantai 2. Memiliki 5 ruang. Ruang biopac, ruang analis, ruang assisten, ruang spektro dan ruang praktikum. Di pojok ruangan praktikum terdapat kulkas dan torso (alat peraga) manusia dan organ. Istimewanya dari laboratorium ini yaitu aromanya. Karena disinilah dilakukan uji percobaan terhadap hewan, seperti mencit dan tikus.

Di pagi itu kami hanya berdua dalam ruangan itu. Sepi.. Sunyi.. Yang terdengar hanya suara gw dan sahabat teman gw tentunya. Sahabat gw bekerja dengan spektro, gw memutuskan untuk mengetik dengan laptop sahabat gw itu.

Terdengar suara kursi diseret dari arah belakang gw. Kaget. Gw menoleh ke belakang tapi gak ada apa-apa. Tiba-tiba suara kursi diseret lebih kencang dari arah ruang biopac. Gw berpositif thinking kalo suara itu gema dari labor atas yang sedang direnovasi walaupun gw gak yakin 100%. Mencoba tetap cool. Gw takut kalo gw cemas nanti sahabat gw gak konsen kerjanya.

“Suara-suara” itu makin sering frekuensinya. Teman gw bilang kayaknya dari arah torso. Tapi gak ada apa-apa. Suara-suara itu makin gak jelas sumbernya. Gw bersyukur ada sahabat gw di depan mata gw, jadinya gak takut, bahkan semakin menarik.
Akhirnya gw berinisiatif menyalakan winamp lagu-lagu opick dari laptop teman gw. “Suara-suara” itu lama-lama berkurang. Tadinya gw berfikir mereka jadi tenang. Tapi tiba-tiba “suara-suara” dari ruang biopac makin keras, seperti kursi yang diseret dengan kuat. Makin keras volume winampnya, makin keras juga “suara-suara” itu.

Sahabat gw pun berkomentar, “Ramah ya..”

Gw tersenyum. “Ramah” sekali bahkan. Dan gw bersyukur, sahabat gw masih ada di depan mata gw. Dan akhirnya selesailah kerja sahabat gw. Setelah rapih-rapih, kami memutuskan untuk segera pergi.

Analisa gw, suara itu berasal dari tukang bekerja, analisa teman gw setelah kami ceritakan pengalaman ini, kalo suara itu berasal dari praktikan yang bekerja di laboratorium lantai 3. Cek & ricek, ternyata hari itu bukanlah jadwal praktikum, dan tukang-tukang bekerja di laboratorium paling ujung. Pengalaman menarik bagi gw dan teman gw. Mungkin makhluk yang berbeda dunia itu ingin membuktikan eksistensinya kepada kami di pagi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar